Jumat, 25 Juli 2008

ati-ati ya

nih buat para cewe..jangan gampang digombalin ya

ini kumpulan sms gombal dr para lelaki

(1) Tadi malam aku kirim bidadari untuk menjaga tidurmu. Eh, dia buru-buru balik. Katanya, 'Ah, masa bidadari disuruh jaga bidadari?'

(2) Kalau kamu nanya berapa kali kamu datang ke pikiranku, jujur aja, cuma sekali. abisnya, ga pergi2 sih!

(3) Sempet bingung jg, kok aku bisa senyum sendiri. Baru nyadar, aku lagi mikirin kamu.

(4) Kalau suatu saat kamu hancurkan hatiku... akan kucintai kamu dengan kepingannya yang tersisa.

(5) Berusaha melupakanmu, sama sulitnya dengan mengingat seseorang yang tak pernah kukenal.

(6) Kalau kamu ajak aku melompat bareng, aku ngga bakalan mau. Mending aku lari ke bawah, bersiap menangkapmu.

(7) Aku pernah jatuhkan setetes air mata di selat Sunda. Di hari aku bisa menemukannya lagi, itulah waktunya aku berhenti mencintaimu.

(8) Ga usah janjiin bintang dan bulan untuk aku, cukup janjiin kamu bakal selalu bersamaku di bawah cahayanya.

(9) Kalau kamu nanya mana yg lebih penting buat aku: hidupku atau hidupmu, aku bakal jawab hidupku. Eits, jangan marah dulu, karena kamulah hidupku.

(10) Pertama ketemu, aku takut ngomong sama kamu. Pertama ngomong sama kamu, aku takut kalau nanti suka sama kamu. Udah suka, aku makin takut kalau jatuh cinta Setelah sekarang cinta sama kamu, aku jadi bener2 takut kehilangan kamu. Kamu emang menakutkan!

(11) Ketika hidup memberiku seratus alasan untuk menangis, kau datang membawa seribu alasan untuk tersenyum.

(12) Jika aku bisa jadi bagian dari dirimu, aku mau jadi airmatamu, yang tersimpan di hatimu, lahir dari matamu, hidup di pipimu, dan mati di bibirmu

(13) Orang bilang bulan itu indah...tapi aku bilang tidak. Orang bilang planet venus itu cantik...tapi menurut aku tidak. Aku bilang bumi itu indah dan cantik...karena ada kamu.

Secercah harapan tuk adikku sayang :)

Rabu, 23 Juli 2008



Pagi ini aku sudah disibukkan dengan jadwal kontrol adekku ‘Hazrina’. Memang sudah waktunya ia bertemu kembali dengan dr. Tanzil di RS Aini dan dr. Soleh di RS Pusat Pertamina (RSPP). Pukul 09.30 wib kami sudah siap berangkat ke RS Mata Aini. Aku, adikku, umi dan abi. Kami sama-sama berangkat dengan swift silver kami.

Sesampainya di sana, aku langsung mendaftar dan menunggu giliran adikku dipanggil. Setelah masuk ke ruangan refraksi dan adikku di cek tekanan bola mata dan kemampuan melihatnya, ternyata sudah ada perbaikan. Kini mata kanannya sudah bisa melihat jarak yg lumayan jauh meskipun baru tulisan besar saja yg ia lihat.

Berarti sudah ada progress. Alhamdulillah gumamku. Kini touring kita berlanjut ke RSPP. Memang hari ini serasa jalan-jalan keliling RS. Kenapa harus ke RSPP? Jadi begini ceritanya, seminggu yang lalu aku merasa ada kejanggalan pada penyakit adikku. Ditambah lagi dr. Tanzil yang sudah menangani penyakit hazrina dari tahun lalu memvonis penyebab neuritis optic adalah multiple sklerosis. Penyakit yg diderita komedian Pepeng. Wuah membayangkan saja sudah seram. Begitu googling, lebih menakutkan lagi. Bayang-bayang keganasan penyakit ini langsung menghantui. Bagusnya aku adalah orang yang selalu mau tahu. Sehingga tak serta merta pasrah dengan yang dikatakan dokter. Maklumlah dokter Indonesia ga sebagus yang kita harapkan. Makanya aku berinisiatif mengajak umi-abi membawa adikku ke dokter ahli saraf di RSPP.

Setelah bertemu dengan beliau, ternyata penyakit ini murni neuritisoptic dan bukan multiple sklerosis. Lalu ia memerintahkan adikku cek darah untuk mengetahui penyebab penyakitnya itu. Pengecekan darahnya pun tidak murah. Memakan biaya hingga 1 juta lebih. Nah, jd hari ini adalah waktu kami melihat hasil pemeriksaan darah tersebut. Ngerti kan?

Sampai di RSPP jam telah menunjukkan pukul 12.30 wib, dokter juga tengah istirahat. Kami memutuskan untuk sholat dan mencari makanan untuk mengganjal perut. Kami sampai di ruangan praktek sekitar pukul 13.30 wib. Tanpa mengantri lagi, adikku lantas dipanggil suster. Kami masuk bertiga. Aku, adikku, dan umi. Seperti biasa abi hanya di luar, karena memang selalu seperti itu.

Ternyata…Subhanallah adikku ternyata kena toksoplasma dan herpes. Ya rabbi ya kariiim. Kami malah mengucap syukur. Kami senang karena sakit ini bisa diobati dan sembuh. Toksoplasma mencapai angka 509. Padahal pada orang normal seharusnya tidak lebih dari 4. Berarti memang dia sangat kuat. Ckckck..pantas saja sekali terserang saraf matanya sampai nggak bisa lihat apa-apa…

Ternyata kami dirujuk ke RS Pondok Indah, karena dokter ahli penyakit tropical desease ada di sana. Dokter tsb bernama dr. Suhendro. Jadi petualangan kami belum usai. Kami masih harus berkeliling lagi ke RSPI. Benar-benar tamasya ke RS.

Sebelumnya aku memutuskan untuk menelepon RSPI dna menanyakan pukul berapa dr. Suhendro praktek. Ternyata usahaku sia-sia. Karena jaringannya online terus tiap kali dihubungi. Karena abi ingin semuanya cepat selesai, maka kami langsung dibawa ke RSPI.

Ternyata, dr. Suhendro praktek pukul 18.00 wib. Itu artinya kami masih harus menunggu lama jika memang tak mau bolak-balik. Tapi waktu baru menunjukkan pukul 14.30 wib, terlalu lama rasanya menunggu kedatangan dokter.

Kami putuskan pulang dulu ke rumah. Karena adik bungsu ku ternyata juga sakit. Demam katanya. Sebelum menuju rumah, kami sempatkan pergi mencari makan siang. Hahaha..makan siang menjelang malam. Sudah telat waktunya. Setelah makan, kami pun segera pulang.

Sampai di rumah jam 15.30 dan pukul 16.30 kami harus berangkat lagi ke RSPI. Hanya sempat sholat ashar dan mandi saja. Berangkat lagi….

Sampai di RSPI, kami mendapat giliran pertama dan ternyata dokternya baru datang pukul 18.30. jadi kami putuskan untuk sholat maghrib dulu. Perjuangan belum berakhir, dokternya telat pula. Tambah lama d. Begitu bertemu dokter, kami pun berbincang sebentar, karen ternyata dokternya buru-buru (parah ni dokter!).

Parahnya lagi obatnya hanya ada di RS Darmais….wakwak waaaaw, besok aku mesti ke RS Kanker Darmais lagi???



PS: Yg jelas skrg kondisi umi-abi sudah lebih tenang, makanya aku tak mau memberatkan dengan keadaan ku yang juga sedang menurun. Kini aku mulai grave desease…mataku menonjol keluar, untung aku sipit jd tak banyak yg sadar akan keadaanku…Alhamdulillah

Aku bahkan tak tega menceritakan kegundahanku. Tentang bagaimana efek obat yang aku minum nantinya. YA 4w1..semoga aku masih bisa normal kembali, hidup dan berkeluarga, punya anak. Seperti perempuan lainnya. Semoga semua jadi indah pada waktunya…

Selasa, 22 Juli 2008

ternyata 4w1 masih menguji kesabaranku

22 juli 2008


Semoga ini bukan pertanda buruk. Aku baru saja ngeh kalau ternyata angka 2,75 untuk FT4 ku bulan ini tak beda jauh dengan hasil cek laboratorium pada Mei lalu. Tepatnya sebelum radiasi dilakukan, angka itu menunjukan 2, 73. Berarti, radiasi yang dilakukan bisa dibilang belum berhasil.

Masya Allah, kenapa aku baru membuka arsip kesehatanku hari ini. Aku baru saja tersadar kalau ternyata memang bulan ini kesehatanku memburuk. Juni lalu, hasil cek lab FT4 sudah turun yaitu 2,39. Pantas saja sudah tiga hari ini aku merasakan nyeri dan pembengkakan pada tiroidku.

Alhamdulillah, aku masih bisa melewatinya karena gejala lain belum mengiringi. Rasa deg-degan, lemas yang sangat dan peluh serta suhu badan yang panas belum terasa. Ku harap itu tak terjadi.

Lalu, apa yang harus ku lakukan? Aku benar-benar tak sanggup jika mesti memberitahu masalah ini ke orang tuaku. Rasanya sudah terlalu deg-degan mereka dengan kondisi anak perempuannya yang boleh dibilang punya penyakit yang cukup berat. Ya 4w1…aku harus bagaimana???

Rasanya cukup ku pendam sendiri saja apa yang ku rasakan. Aku benar-benar tak sanggup menyaksikan umi menangis lagi. Sudah terlalu banyak air mata yang terkuras untuk kami. Terutama aku dan hazrina, adik perempuanku.

Sebaiknya sementara waktu cukup aku saja yang tahu kondisi ku saat ini. Lagi pula selama gejala-gejala itu tak muncul, akan mudah bagi ku tuk mengatakan “aku baik-baik saja”. Semoga aku masih diberikan kesempatan untuk sembuh. Amin…

Ya 4w1…ternyata engkau masih ingin menguji kesabaranku. Jadikanlah aku tegar, sabar dan senantiasa optimis menghadapi semuanya. Jangan biarkan aku menangis lagi. Buatlah aku belajar pada adikku yang masih bisa tertawa hingga kini dengan sakit yang jauh lebih parah dariku….Amin

Senin, 21 Juli 2008

memberi lebih indah dari menerima


Masih ingat kan pada 26 juni 2008 adikku di rawat di RS Mata Aini karena mata kananya mengalami gangguan penglihatan. Ya, stelah tahu kemarin ia terkena serangan pada mata kirinya, kini giliran mata kanannya yang harus merasakan sakit yang sama. Setelah diberikan suntikan steroid selama 3x akhirnya penglihatannya membaik. Setelah peristiwa itu adik ku pun diperbolehkan pulang dengan tetap mengkonsumsi obat dari dokter.

Setelah 8 hari istirahat di rumah, kami pun berencana liburan keluar kota. Melihat kondisi adik yang sudah membaik, akhirnya kami pergi liburan ke gubuk kami di Sukabumi, Goalpara. 7 juli 2008 kami berangkat dari jakarta.

Kepergian kami ke sana bukan tanpa maksud. Kami memang ingin mengadakan tasyakuran dan membagikan sembako untuk warga sekitar. Tibalah hari pertama disana, kegiatannya adalah belanja kebutuhan pokok yang akan dibagikan. Untuk hal ini diurus oleh umi. Aku mau ikutan, tapi ternyata dilarang. Takut kecapean katanya.

Sigkat cerita, tibalah malam kedua di gubuk kami. Acara pun telah siap digelar. Anak-anak dari desa ini ikut berkumpul. Nah, untuk hal yang satu ini memang sudah tradisi. Katanya, anak-anak selalu berkumpul setiap kali ada acara ‘selamatan’ berharap mendapat hadiah berupa sebungkus mie instan. Subhanallah

Anak-anak berkumpul dan bermain di halaman gubuk kami. Mereka berbincang dan bercanda. Seuara riuh pun tak terelakan. Aku selaku anak pertama dikeluarga kami, diberi tanggung jawab untuk menengkan anak-anak tersebut. Menguji kemampuan ‘anak komunikasi unpad’ katanya. Tanpa pikir panjang, aku langsung setuju.

Kali ini anak-anak yang berkumpul telihat lebih ceria, pasalnya sudah berdar gosip bahwa kami telah menyiapkan bingkisan yang lebih banyak dari yang biasa mereka terima. Ya kami memang menyiapkan bingkisan ulang tahun seperti yang biasa kami buat di jakarta. Bahkan bagi kami bingkisan ini masih terlalu sederhana dibanding yang biasa dibuat oleh keluarga yang merayakan ulang tahun di Jakarta.

Sungguh terharu aku melihat mereka begitu gembira. Ada tawa yag tersembul dari wajah-wajah polos anak-anak. Setelah sholat isya selesai dan para tamu datang, aku berusaha menggiring anak-anak menuju masjid. Dengan suara lantang aku mengajak mereka dan hasilnya semua anak-anak nurut. Tentu saja, wong aku iming-imingi hadiah. Hahaha

Aku mulai membuka acara dengan mengucap salam. Semua menjawab dengan semangat. Sampai suara menggelegar di dalam masjid. Lalu aku langsung mengajak anak-anak tampil ke depan untuk memperkenalkan diri dan menampilkan apa yang mereka bisa. Tentunya aku memberikan reward berupa uang Rp 3000 untuk setiap anak yang berani maju.

Bagi kita yang tinggal di kota besar, mungkin jumlah segitu kecil banget. Tapi reaksi mereka sangat berbeda dengan yang aku banyangkan. Wajah mereka jadi sumringah. Bahkan anak-anak yang tadinya malu dan takut, jadi berani. Ya mungkin termotivasi dengan jumlah uang yang diberikan.

Setelah 45 menit kami berkumpul, aku merasa telah cukup malam karena saat itu waktu menunjukkan pukul 20.00 wib. Aku memutuskan menutup acara dan membagikan bingkisan ‘’ultah’’. Waja mereka begitu bergairah dan antusias. Puas rasanya bisa berbagi. Walaupun mungkin itu terlihat sepele dan amat biasa tuk ukuran masyarakat Jakarta.

Faktanya, menurut warga di sana untuk makan mie instan saja mereka benar-benar kesulitan. Pantas saja bingkisan kecil-kecilan itu disambut dengan sangat antusias dan bahagia.

Ternyata benar, memberi bisa bikin kita bahagia. Bahkan jauh lebih bahagia dibanding saat kita menerima. So, jangan pelit-pelit ya!!!

Kisah inspiratif banget ngeeeeeet.....

Kisah dibawah ini memang bukan kisah yang sengaja ku tulis. Kisah ini adalah hasil postingan salah satu temanku di milis cita cita. Kisah yang begitu inspiratif. Sangat mengharukan namun mengobarkan semangat tuk terus berjuang menghadapi segala cobaan yang kita punya. Aku jadi makin yakin bahwa sakit bukanlah hal buruk, sakit adalah anugerah yang 4w1 berikan dan biarlah smua menjadi indah pada waktunya.

Hai temen-temen...

Aku mau cerita tentang perjuangan seorang teman yang didetik terakhirnya dia mendapatkan kebahagiaan dari seseorang yang tulus mencintainya.
Temanku itu namanya Eni Fatmawati. Aku mengenalnya sejak semester pertama aku kuliah diD3 di kota bakpia. Eni berwajah cantik, punya lesung pipi dan dia berjilbab. Dari Eni juga aku mengenal Anti yang akhirnya kami membentuk geng dengan anggota 4 orang. Aku, Eni, Anti dan Desy kami kuliah dijurusan yang sama yaitu akuntansi.

Memasuki semester III, Eni mulai jarang kuliah. Aku pikir Eni lagi malas, ya biasalah kuliah kadang mood-mood-an. Kehadiran Eni dikampus juga bisa dihitung dengan jari. Aku coba menghubungi Eni, tapi jawaban yang aku dapat tetap sama "AKU LAGI MALAS NIH!!” NggakHappy Land Medical Centre. puas dengan jawaban Eni, aku dan Anti datang ke kontrakannya. Tiba disana, kontrakannya sepi. Tetangga Eni memberitahu kalau sudah dua minggu Eni dirawat di RS

Hah, ternyata aku telepon waktu itu Eni udah dirawat diRS? ”Kenapa Eni nggak bilang, Eni sakit apaan?” Semua pertanyaan itu langsung ada dipikiranku. Aku langsung tancap gas menuju Happy Land. Aku melihat Anti begitu cemas. Saat memasuki parkiran, kami bertemu dengan kakak perempuan Eni. Dia mengajak kami ngobrol dikantin soal penyakit Eni. Dari kakaknya kami tau Eni menderita LUPUS sejak SMP. Penyakit yang amat asing ditelinga kami dan yang membuat kami kaget penyakit itu belum ada obatnya.

Aku menghela nafas, karena temanku sakit parah. Badanku lunglai begitu juga Anti. Akhirnya kami diantar menemui Eni. Ya Tuhan, semua badannya mengeluarkan bintik merah dan berair. Ditempat tidurnya banyak kulit yang mengelupas. Seluruh jendela kamarnya sengaja ditutupi koran, agar sinar matahari tidak masuk. Aku melihat Eni tersenyum, dia tampak tegar dengan sakitnya. Aku mendekati Eni dan hanya bilang "Eni, yang sabar ya. Aku yakin pasti kamu sembuh". Mengucapkan itu saja, mulutku terasa berat.Aku tau penyakit itu tidak ada obatnya. Eni minta maaf kepada kami karena tidak memberitahu kalo dia dirawat diRS. Sewaktu aku tanya apa alasannya, dia menjawab karena penyakit ini teman-temannya menjauhinya. Mereka pikir LUPUS penyakit menular. Eni takut kami akan melakukan hal yang sama.

Anti meyakinkan Eni, kalo kami adalah sahabatnya, kami nggak merasa jijik ataupun risih dengan kondisi dia. Setelah tiga minggu dirawat, Eni diizinkan pulang. Eni kembali kuliah seperti biasanya. Rasa penasaranku muncul lagi tentang LUPUS. Sehabis kuliah Hukum Bisnis, aku dan Desy ke warnet samping kampus. Kami cari info penyakit aneh tersebut. Benar, penyakit LUPUS belum ada obatnya dan kebanyakan menyerang wanita. Lambat laun wanita yang menderita sakit tersebut, rambutnya rontok, mengalami kebutaan, lumpuh dan jika sudah menyerang ginjal bisa menimbulkan kematian.

Selesai kuliah, aku kumpulin Desy dan Anti untuk membicarakan kondisi Eni yang semakin buruk. Rupanya Eni tau kami kumpul dibakso Gress Galeria Mall. Artikel yang aku temukan diinternet dibaca Eni. Aku menyesal kenapa nggak cepat-cepat aku masukkan. Eni hanya berucap "Aku tau umurku seperti seutas tali. Aku beruntung didetik terakhirku, aku mendapatkan sahabat sebaik kalian. Kalian menjaga aku, tapi tenang ya aku nggak apa-apa". Kami sadar yang Eni butuhkan bukan kesedihan dan belas kasihan melainkan dukungan dari orang-orang terdekatnya.

Nggak lama kemudian, Mas Indra kekasih Eni datang menjemput Eni. Sore ini waktunya Eni kontrol. Eni dan Mas Indra pacaran sejak SMP. Mas Indra sosok cowok yang setia. Eni sakit pun, Mas Indra ikut menemaninya diRS. Kalo Eni mengeluh persendian kakinya nyeri, Mas Indra mau menggendong Eni ke kamar mandi. Alhamdulillah Eni bisa mengikuti ujian mid dan akhir meski hasil yang dia dapatkan nggak optimal. Kondisi Eni drop lagi saat pertengahan semester 4. Dia tetap memaksakan untuk puasa ramadhan. Akhirnya kembali Eni dirawat diRS. Kali ini dia harus menjalani
operasi pengambilan jaringan kulit untuk diteliti tim dokter.
Eni sms aku saat jam 22.00. Aku membangunkan Anti dan segera menyusul Eni. Pagi harinya Eni baru tersadar dari pengaruh obat bius. Sekitar jam 11.00, dokter yang menangani Eni memeriksa keadaan Eni. Eni memintaku untuk menyisirkan rambutnya. Astagfirullah, begitu banyak rambutnya yang rontok. Air mataku menetes tanpa sepengetahuan Eni. Dalam hati aku berdoa supaya Eni diberi mukjizat dan dipanjangkan umurnya.

Diluar Anti mendengar pembicaraan antara orangtua Eni dan tim dokter. Anti menghampiriku sambil berbisik "Eni hanya punya waktu 5 tahun untuk bertahan". Atas saran dokter juga Eni diminta untuk tidak melanjutkan kuliahnya. Dia tidak diperbolehkan mikir yang terlalu berat. Eni shock dan semua barang-barang yang ada didekatnya dilempar. Dia menangis, harapannya wisuda tahun depan pupus sudah. Anti mencoba menenangkan Eni. Pelan-pelan Anti menasehatinya kalo keputusan yang diambil sekarang terbaik untuk Eni.

April 2005, aku menyelesaikan studiku diD3. Ada yang kurang saat upacara wisuda berlangsung yaitu teman kami Eni. Eni mengirimkan sms ucapan selamat kepadaku, Anti dan Desy. dua bulan kemudian kami harus berpisah dengan Eni. Eni berobat ke singapura. Syal dengan bordir nama kami berempat, kami hadiahkan untuk Eni. Tepat jam 05.00, ambulance yang membawa Eni, dua dokter dan dua perawat tiba dibandara Adi Sucipto. Eni tak mampu berdiri, katanya seluruh persendian kakinya terasa nyeri. Mas Indra menggendong Eni menuju kursi roda. Kacamata hitam tidak lepas dari mataku, Anti dan Desy. Kami nggak mau Eni tau kalo teman2nya menangis. Setengah jam lagi pesawat Eni berangkat. Kami memeluknya dan terus menyemangati Eni. Eni berterima kasih kepada kami telah mau menjadi temannya.

Meski hubungan komunikasi kami sempat terputus, Mas Indra selalu mengabari kami mengenai kondisi Eni. Aku melanjutkan studi S1 ku dan mas Indra sendiri tiba-tiba menghilang. Akuberharap bisa bertemu Mas Indra. Anti mengusulkan ke aku kalo ada waktu maen ke rumah mas Indra. Aku mengiyakan tapi untunglah saat Anti mendaftarkan Brevet Pajak, dia bertemu Mas Indra. Mas Indra cerita banyak termasuk kelanjutan hubungan dia dan Eni.

Enam bulan yang lalu Eni yang masih disingapura, menelepon Mas Indra. Eni memutuskan hubungannya dengan Mas Indra. Eni bilang kalo dia nggak mau merepotkan mas Indra, biarlah Mas Indra mencari lagi jangan mengharapkan Eni. Tiga hari kemudian mas Indra meneleponku. Dia ngajak aku makan diluar. Pasti dia mau curhat karena dari suaranya dia seperti orang bingung. Aku janjian di warung steak setelah les bahasa inggris. Mas Indra cerita panjang lebar. Dia bekerja dikantor akuntan publik tetapi dia mau mengundurkan diri. Dia ingin menemani Eni hingga detik terakhir. Selama ini Mas Indra menerima segala kekurangan Eni. Begitu tulus cinta dan sayang yang diberikan kepada Eni. Aku terharu mendengarnya apalagi saat Mas Indra mengeluarkan cincin dari sakunya. Dia akan menyusul Eni dan melamarnya. Eni layak mendapatkan kebahagiaan itu dibalik cobaan yang dia hadapi.

Bulan Februari kemarin aku mendapatkan kabar kalo Eni menerima lamaran Mas Indra. Awal 2009 mereka akan menikah. Eni akhirnya menghentikan pengobatannya disingapura dan dia kembali ke kota kelahirannya balikpapan. Permintaan terakhirnya biarkan dia melanjutkan sisa hidupnya tanpa bantuan obat. Saat menikah nanti Eni tidak bisa melihat dirinya memakai kebaya karena penyakit LUPUS sudah menyerang indera penglihatan.

Bagaimana? Setelah dibaca insya 4w1 banyak banget hikmah yang bisa kita ambil...semoga kita termasuk golongan orang yang bersyukur,,,Amien

ULtah yg tak terlupakan


Jumat, 27 Juni 2008

Ini sehari setelah special moment ku. Aku pasrah karena ternyata keluarga ku lagi-lagi lupa sama b’day ku. Padahal aku ga pernah absen dari tanggal-tanggal spesial adik-adikku termasuk umi-abi.

Akhirnya karena hingga siang kemaren sebelum umi-abi pulang dari RS Aini, aku terpaksa bilang ke umi “mi, aku ulang tahun!”

Sebenernya aku ga mau bilang dan tadinya memutuskan tuk melewati hari ultah tanpaucapan selamat dari keluarga. Ternyata aku ga sanggup. Aku bilang juga akirnya. Adikku yang paling bungsu serta merta langsung mengucap selamat dan menciumku. Umi juga tak kalah, langsung berekspresi haru dan menciumku.

***

Nah, sampai hari ini Jumat 27 Juni...pagi ini abi datang ke RS Aini membawa baju dan perlengkapan, beliau belum juga mengucapkan selamat ulang tahun pada ku.

“Aaah..mungkin masih belum ingat” pikirku.

Sore harinya tiba-tiba ada sms dari aufar

“ Met ultah teh...sori gw lupa” rupanya dia baru inget.

Ia sembari memberitahu bahwa nanti mereka akan berkunjung ke RS Aini. Nggak tahunya begitu sampai RS, mereka membawa 4 kotak pizza dan salad serta beberapa cup minuman.

Selesai mandi aku masuk ke ruangan dan aufar menghampiri dan memberi selamat serta mendoakanku. Begitu juga dengan abi, tapi dilengkapi dengan ciuman di kanan-kiri pipiku.

Hiks..hiks..aku terharu juga. Akhirnya di jumat sore itu kami makan-makan pizza di lobby RS Aini lantai 2. Ini mungkin akan jadi moment yang nggak terlupakan. Merayakan ulang tahun di RS. Meski terlambat sehari, tapi aku tetap senang (^^,)

PS: Aku juga mau ngucapin terimakasih untuk seluruh temanku yang udah inget sama ultah ku dan ngedo’ain aku

Hadiah Terindah di 21st ku

Kamis, 26 Juni 2008

Tau ini hari apa? Kamiiis…he udah ditulis ya diatas. Bukan, bukan itu yang aku maksud. Ada sesuatu yg special ga sih hr ini? Ada. Buat aku c special bgt. Aku sekarang udah sweet 21st. Udah lebih tua deh.

Aku bersyukur masih dikasih kesempatan tuk melanjutkan kehidupan di dunia, masih dipinjemin umur. Ditengah alur hidup aku yang meliuk-liuk kya uler (wkwkkkkk). Aku c sadar betul bahwa semua yg terjadi di kehidupan aku sangat amat banget (boros amat kata-katanya) bikin aku dewasa. Bikin aku tambah bersyukur dan sadar kalo yg namanya nikmat itu ga selamanya yg kita inginkan.

Sakit contohnya. Sekarang buat aku, sakit adalah nikmat yang tak tergantikan yg 4w1 hadiahkan buat aku. Kenapa? Pada heran ya...Iyalah masa iya dong...Wong ga semua orang dikasih sakit. Sakit itu penghapus dosa, malah bisa berbuah Surga.

Hahaha..surganya c mau, sakitnya ntar dulu”...wah ya begini ini manusia. Maunya yang enak-enak.

Trus apa c yang aku dapet di hari ulang tahun ku ini??? Aku dapet hadiah terbaik lho. Apaan tuh? Penasaran?! Sebenernya masih berhubungan sama penyakit juga. Yah cape d…sssttt ntar dl capenya. Mending baca d kisahnya!

Jadi satu tahun ini, aku dikasih nikmat sakit sama 4w1. Iya, ternyata udah setahun. Ga terasa. Sekarang sampe aku ultah, aku pun belum sembuh total. Hasil FT4 ku masih diatas normal. Trus apanya yg jd hadiah?

Buat aku sakit ini memberi pelajaran. Sakit ini hadiahnya. Aku dapet diskon dosa, belajar sabar, berusaha tegar, mencoba memaknai bahwa ikhlas tuh ga sekedar terucap aja. Ini yang ga tergantikan sama hadiah-hadiah semahal apapun. Limited edition banget kan?! Aku yakin ga ada orang yang ngalamin kisah hidup yang sama persis dengan aku. Apalagi dapet hadiah ky gini (iiiihh..sombong amat). Sungguh aku ga bermaksud berbangga hati. Aku hanya mencoba belajar mensyukuri sgala takdir yang 4w1 gariskan untuk ku. Aku mencoba bersikap ideal,meski belom seperti yang disunnahkan Rasulullah saw. Aku belum bisa serta mesrta mengucap hamdalah kala sakit itu menyerang. Kadang aku juga mengaduh, merintih…tapi ku fikir itu hal yang wajar.

Walaupun aku akan terus berusaha sabar dan mempraktekannya dengan senantiasa mengucapkan istighfar, agar sakit ini benar-benar bisa menjadi penghapus dosa, agar aku tak jadi kufur nikmat, supaya aku bisa mencium bau surga dan tinggal di dalamnya kelak, dan yg terpenting agak 4w1 selalu meridhoi ku. Amien ya Rabbal ‘Alamiiin…

Satu lagi lho babak baru dikehidupan ku. Aku kembali dapat kejutan dari 4w1. Adikku ina yang paling cantik dia juga sakit lagi. Kambuh sama seperti aku. Meskipun dengan penyakit yang berbeda. Masih inget penyakit PAPILITIS. Dia udah kena penyakit ini setahun yang lalu. Jaman mau ujian kelas 6 itu. Malahan sampe kambuh 2x di mata kirinya. Sekarang giliran mata kanannya yang sakit.

Emang c, kalo dirunut keluarga ku ga lepas dari cobaan penyakit. Tapi aku sekarang dah bisa per-positive thinking bahwa semua yang terjadi bukan karena 4w1 benci pada kami. Justru karena kasih sayang yang tak terhingga, makanya 4w1 terus memberi ujian yang sama.

Meski terkadang aku malu juga dihadapan manusia. Ada banyak orang yang beranggapan jelek tentang aku. Ada yang malah mengkritik pedas mengenai ibadahku. Ya urusan itu hanya 4w1 yang tahu.

Tapi setelah aku mendengar tausiyah dari Ust. Erika, aku jadi makin sadar bahwa sakit tidak akan membuatku buruk di mata 4w1. Apalagi jika aku bisa menjalaninya dengan sabar dan ikhlas serta terus berikhtiar. Bahwa ternyata aku malah mesti bersyukur karena orang beriman memang tak akan lepas dari ujian. Bahwa ujian adalah wujud kasih sayang 4w1 pd hambanya.

Aku jadi makin yakin bahwa semua yang ku alami adalah Message supaya aku makin yakin dan beriman pd-Nya. Supaya aku lebih tegar dan dewasa. Agar aku memandang nikmat dari dua sisi, bukan hanya yang enak-enaktapi juga yg nggak enak di mata manusia. 4w1 pasti telah menyiapkan hadiah terindah lainnya buat aku. So,tinggal bersabar,tegar dan ikhlas aja ngadepin semua. Sekilas ke-3 kata itu mudah banget diucapkan. Tapi ternyata semua butuh perjuangan…..

11 hari

26 mei 2008


Hari ini bisa dibilang termasuk salah satu hari penting dalam hidup ku. Kenapa? Karena hari ini adalah hari dimana aku bisa bebas dan bertemu orang-orang terkasih setelah 11 hari aku diasingkan. Mungkin kata-kata ‘diasingkan’ terlalu ekstrim menggambarkan keadaan aku setelah proses radiasi yang dilakukan Rabu, 14 Mei 2008 lalu. Memang, setelah radiasi aku diharuskan untuk tidak berinteraksi secara langsung dengan orang-orang, tak terkecuali keluarga terdekat ku. Umi, abi dan adik-adik ku. Bahkan aku harus rela ga ngeliat wajah mereka selama 11 hari.

Pertama denger penjelasan dokter, aku cukup kaget juga. Masa aku mesti ngerelain waktu berpisah sama mereka semua? Padahal aku masih dalam satu atap...Sebenernya c aku udah terbiasa terpisah dari mereka karena semenjak aku kuliah, status ku berubah jadi anak rantau alias anak kosan. So, kenapa aku mesti musingin hal kaya gini. Lagi pula Cuma 11 hari kok.

Untunglah selama masa karantina itu aku selalu bisa komunikasi dengan teman-teman chatting ku. Thx a lot bwat Ala, Hadi, Nandoeng, teh Ilma, ka Novi, Fitri, Dije, Renova, Ellen, dan temen-temen lainnya yg ga bisa disebutin semua disini.Terimakasih atas kerelaan kalian membagi waktu dengan ku yang bisa bikin ketawa walau sebenernya aku sedih. Obrolan kalian bikin aku bersemangat dan ga pesimis ngadepin penyakit ini. Terimakasih juga buat Ana, Dinar, dan QQ...sms kalian benar-benar menguatkan aku. Oia, satu orang lagi yg ga kalah pentingnya..makasih ya ka Shinta yg sudah berniat menjenguk...Wuiiii, kaya acara penganugerahan apa gt ye, ucapan terima kasihnya panjang...

Balik lagi ke masa pengasingan (karantina). Pada 7 hari pertama, aku mengalami beberapa gejala yang bener-bener bikin badan ini ga enak (iyalah...kan badan ku bukan makanan hihihi). Rasa deg-degan yang dahsyat abis (lebih dahsyat dibandingkan deg-degannya orang lg jatuh cintrong), badan ku yang super lemes ampe susah bangun dari tempat tidur, kambuhnya asma ku, nyeri di bagian jantung, perut ku yang kembung, persendian kaku, tulang belakang nyeri....aaahhhh pada cape ya bacanya...emang sebanyak ini c yang aku rasain. Oh ya ada lagi nih...tremor(bukan termos lo) jd tangan ku gemeteran, badan rasanya kaya orang demam gt d...Tapi aku ga putus asa, walopun sakit, aku ga cerita ma orang-orang rumah. Aku ga mw bikin ortu khawatir. Soalnya ga guna juga kalo mereka tahu, mereka ga bisa ngebantu apa-apa karena akukan harus tetap terpisah dari mereka. Apalagi nanti malah bikin ortu tambah khawatir. Makanya aku memutuskan untuk merasakan ini sendiri dan cerita ke temen-temen chat aja.

Ya, aku ngaku jg sih..setegar-tegarnya aku tetep aja aku cewe yg ga bisa nahan nangis. Sesabar-sabarnya aku tetep aja aku suka mengaduh-aduh kalo rasa sakit itu dateng. Namanya juga manusia. Fitrahnya memang begitu. Tapi aku ngerasa makin bersyukur masih diberikan penyakit ini meski dengan resiko yang cukup berat dan fatal.

Penyakit ini mengajarkan ku untuk menyadari hakekat kehidupan yang ga selamanya mudah. Hidup memang idealnya begini, ngerasain sedih dan ga enak hati. Justru karena penyakit ini, aku bisa belajar tersenyum saat gw susah dan membawa ujian ini sebagai sumber kebahagiaan ku. Aku bertekad untuk menjalani hidup ku hari ini dengan melakukan hal terbaik buat ku dan orang-orang disekeliling ku, tanpa perlu mikirin apa yang terjadi besok, lusa bulan depan, setahun kemudian, bahkan sepuluh tahun lagi. Selalu bahagia, itu yang terpenting.

Lalu bagaimana keadaan ku setelah seminggu diradiasi? Pada hari ke-8, kondisi ku semakin membaik. Badan yang semula selalu lemes setelah bangun tidur, lambat laun berubah jadi fit. Senangnya..ternyata masa-masa sulit itu sudah terlewat. Alhamdulillah...

Nah ada hal yang menurut aku cukup menarik nih. Pada hari ke-10 tepatnya hari Sabtu. Tiba-tiba channel TV yang biasa aku tonton ga ada gambarnya. Yang ada cuma ribuan semut. Nah lho...iya masa channel-channel TV seperti SCTV dan RCTI yg semula jernih, ga bisa ditonton sama sekali.

Channel yang semula ga da gambarnya malah mendadak jadi bagus. Ex: Metro TV, TV One, dan TPI totaly jadi bagus banget. Ternyata, 4w1 puya rencana dibalik ini semua. Aku sangat yakin bahwa semua hal yang terjadi dalam kehidupan ini ga ada yang kebetulan pasti semuanya sudah dituliskan dalam skenario yang 4w1 buat. Ternyata, aku diberi kesempatan untuk menyaksikan acara Oprah Winfrey Show dengan tema kesehatan. Tahu apa yang aku saksikan di acara itu?

Aku menyaksikan dua insan yang mengidap penyakit kanker. Yang satu perempuan dan satu lagi laki-laki. Untuk penderita perempuan, aku agak sedikit terlambat menyaksikan kisahnya. Yang jelas dia benar-benar sangat tegar mengahadapai penyakitnya. Sang perempuan mengubah kebiasaan hidupnya dengan meminum jus sayur setiap pagi dan menghadapi semuanya dengan senyum. Ia bahkan tak pernah mengingat dan memikirkan kapan ia mati. Ia terus berkarya hingga bisa menghasilkan sebuah film dan menulis buku.

Sampai ia akhirnya bertemu dengan pria yang ia cintai dan ia memutuskan untuk menikah. Tahu apa yang dikatakannya? ia tidak pernah berkata ‘aku mencintaimu sampai maut memisahkan kita’ pada suaminya…Ia bahkan berpendapat bahwa ia harus berlaku seperti orang-orang yang sehat. Ia tetap membicarakan impian

massa

depan. Memiliki keluarga yang bahagia, anak-anak dan karir yang gemilang.

Satu pengidap kanker lainnya adalah seorang professor di sebuah univeritas. Beliau mengidap kanker pankreas yang berhasil menggerogoti badannya. Berat badan yang semula 183 pon menjadi 138 pon, sungguh benar-benar mengerikan. Disaat dokter sudah memberitahukan bahwa dia hanya punya waktu 3-6 bulan lagi untuk hidup, dia tetap sabar dan tegar. Lalu, ia mengadakan perkuliahan terakhir dengan presentasi. Setiap slide-nya menceritakan kisah dan impian hidupnya sejak kecil.

Banyak sekali pesan positif yang ia transfer untuk mahasiswanya. Bahwa semua impian dalam hidup kita, sudah semestinya kita perjuangkan dan kita raih sekuat tenaga. Ia juga bercerita tentang betapa beruntungnya ia memiliki orang tua yang sangat demokratis dan mendukung kreatifitasnya hingga ia boleh melukis di dinding kamarnya dengan ambar apapun yang ia suka.

Hal paling mengharukan adalah saat ia bilang bahwa ia tidak ingin dikasihani karena penyakitnya dan pesan terakhir yang ia sampaikan adalah “Presentasi ini bukan saya persembahkan untuk 4 ribu orang yang hadir diperkuliahan ini, melainkan untuk 3 orang yang paling saya cintai. Ya putra-putri saya yang saat ini msih di bawah 5 tahun, kelak kalian akan tahu siapa ayah kalian sebenarnya”.

Kontan aku tak bisa menanhan tangisku, bahkan semua penonton yang menyaksikan presentasi ulangnya di studio tak bisa menahan air mata. Lalu, bagaimana dengan sang professor? Ia tetap tersenyum bahkan tertawa dengan sedikit joke-joke yang ia sisipkan ditengah presentasinya.

Ia juga mengatakan bahwa ia tak takut menghadapi kematian, hanya saja ia tidak menyukai proses menuju kematian tersebut. Karena para penderita kanker pankreas akan mengalami gejala yang benar-benar parah dari sleuruh kanker yang pernah ada. Ia akan mengalami kelumpuhan bahkan ia tidak bisa memakan apapun dampai akhirnya ia meninggal. Namun, ia menambahkan bahwa ada beberapa teman yang datang ke rumahnya dan mengatakan bahwa ayah temannya yang juga mengidap kanker yang sama tidak merasakan gejala demikian bahkan ia meninggal saat ayahnya sedang asyik bercengkarama dengan anak-anaknya.

Ya…aku paham betul bahwa 4w1 ingin mengingatkan ku melalui orang-orang tersebut. Orang-orang dari benua lain yang tentu saja berbeda keyakinan denganku. Tapi mereka percaya bahwa penyakit bukan akhir dari segalanya.

Aku tersadar bahwa aku seharusnya lebih tegar dan bahagia dibandingkan orang-orang tadi. Aku adalah seorang muslimah, aku punya 4w1, aku punya Rasul dan Al qur’an yang bisa memberi syafa’at buatku. Kapanpun aku dijemput, syafa’at lah yang membantu dan menjagaku. Seharusnya kesabaranku, keoptimisanku, ketegaranku melebihi orang-orang itu. Aku punya segalanya dan tak ada alas an untuk putus asa.

Ku mantapkan dalam hati “Aku tak boleh takut menghadapi ganasnya penyakit ini, apapun yang terjadi nantinya, seburuk apapun itu, ada 4w1, Rasul dan al qur’an yang selalu bersamaku. Karena tidak akan ada yang pernah tahu kapan 4w1 menjemput kita. Maka, aku akan selalu berusaha membuat orang-orang terkasihku bahagia. Sekarang bukan nanti atau esok. Sebab kesempatan itu belum tentu datang dua kali…

Keep Smiling

Salah satu ikhtiarku

Rabu 14 Mei 2008

Aku bersiap menuju RSPP. Pukul 10.00 wib aku sudah siap. Ku sempatkan tuk sholat dhuha memohon ketenangan dan kesiapan menghadapi proses radiasi. Ku mantapkan dalam hati “ini adalah bagian dari ikhtiar”.

Aku sudah cukup siap, tapi umi tak begitu. Ia yang terlihat baik-baik saja sebenarnya memendam rasa khawatir yg besar padaku. Berkali-kali beliau mondar-mandir ke toilet. Hiihi..mungkin memang begitu, orang tua pasti sangat mengkhawatirkan anaknya.

Kami pun bergegas naik APV menuju RS. Abi pun nampaknya tegang. Tapi ia bisa menyembunyikan perasaan. Aah namanya juga laki-laki. Tapi akhirnya aku tau juga, karena abi selalu saja salah jalan padahal jalan menuju RSPP sudah sering kami lewati. Hhhh..nampaknya memang mereka begitu mengkhawatirkan aku….

Tiba di RSPP aku langsung menuju Kedokteran Nuklir. Ku jelaskan bahwa aku sudah janjian dengan sang dokter. Yap ternyata dari hasil scanning tiroid yang dilakukan senin lalu terlihat bahwa kelenjar tiroid sebelah kanan mengalami pembesaran asimetris dengan ukuran 10,1%. Kata dokter Chafed, ini angka yg cukup tinggi.

Aku diminta untuk mengunggu sebentar, dan sekitar pukul 11.15 wib aku dipanggil tuk masuk ke ruangan dan diberi cairan yodium dengan dosisi 10 mCi yang telah diradiasi dengan sinar beta dan gamma. Tak berapa lama aku langsung merasakan daerah leher ku seperti disengat dan tulang belakangku nyeri. After that, aku diberikan

surat

keterangan dari RSPP untuk dokter Pradana yang merawat aku selama mengidap penyakit ini.

Selesai…aku langsung keluar ruangan dan menghampiri umi-abi. Mereka ku wanti-wanti agar menjaga jarak 1 m dengan ku. Kenapa? Karena sinar gamma ini berbahaya buat orang lain. Sinar ini bisa mengendap dibagian tubuh dan menyebabkan kerja organ menjadi tak normal. Aku saja mesti rela mengalami ketidakseimbangan produksi sel darah karena sinar ini mengendap di sumsum tulang belakang ku. Paling tidak ini terjadi sampai bulan ke 3 setelah ini.

Jadi, saat ini aku sedang dikarantina di kamarku sendiri. Tak bisa berinteraksi langsung dengan orang-orang. Aku mesti menjaga jarak 1 m. Parahnya lagi ini mesti ku lakukan hingga 8-11 hari ke depan. Sekarang seasana kamar tak bahnya kos-kosan. Ada TV, DVD, dispenser, termos..lengkap sudah…

Mau makan diambilin, pokoknya aku ga boleh keluar kamar. Kecuali seperti pagi ini. Saat semua orang beraktivitas di luar rumah. Aku pun bisa menghirup udara segar.Itu pun hanya di lantai atas saja. Karena di bawah ada pembokat yang lagi beres-beres. Bentar lagi juga mesti ngunci diri dikamar. Coz, si kecil udah mw pulang darai TK nya.

Alhamdulillah aku blom merasakan gejala aneh dalam badan ku. Semoga akan selalu seperti ini hingga 3 bulan ke depan.

Amien……….

Diantara Ikhtiar dan Sabar

Minggu, 11 Mei 2008

Sakit itu datang lagi. Semalam aku merasakan sesak di dadaku.
Susah sekali mengambil nafas. Nyeri, aaah…..ku rasa obat yang ku minum bermasalah. Mungkin aku alergi dengan obat ini. Ku coba mencari artikel tentang obat tersebut. Hasilnya, tak ku temukan kandungan dan bahaya dari obat tersebut. Aku benar-benar tak tahan, ku matikan computer dan bergegas ke kamar untuk merebahkan badan. Kupanggil umi.

Aku sudah benar-benar tak kuat, sudah lama ku tak merasakan kambuh asma hingga seberat ini. Setelah diberi propolis, abi merefleksi kakiku dan aww..sakit sekali.

Tak berapa lama, abi mengajakku ke teras atas tuk menghirup udara di luar. Tetap saja sesak itu terasa. Uwak ku datang dan setelah dikerik, alhamdulillah sesak itu mereda.

Syukurlah…pukul 9 malam aku sudah lebih nyaman. Ku rebahkan badan dan berdoa tuk tidur. Saat shubuh, aku terbangun dan segera bergegas tuk wudhu dan sholat. Badan ini begitu lemas, sangat lemas. Dada ku sesak kembali. Ku minum propolis dan nutmeal serta air jeruk penetralisir obat yang semalam aku minum. Keadaan membaik setelah aku menangis sebentar dan mendengar abi menyetujui untuk operasi.

Ditambahlagi informasi dari rekanan umi yang pernah juga diradiasi saat menderita hypertiroid. Alhamdulillah, beliau sembuh dan sehat hingga kini. Hal ini membuat ortu ku tak takut lagi untuk melakukan tindakan radiasi ataupun operasi sebagai proses penyembuhan dari penyakitku ini.

Kini saat menulis blog ini, aku masih dalam keadaan lemas dan loyo. Sistem ekskresiku benar-benar bermasalah. Semoga besok bisa lebih segar dan bisa pergi ke RSPP untuk proses USG dan Scan Tiroid. Semoga besok aku bisa menemukan titik cerah dan kesempatan untuk sembuh. Amien…

PS: Berikan ketegaran dan ketabahan ya 4w1 dan jadikan penyakit ini ladang dihapusnya dosa dan proses mendekatkan diri pada Mu…

Ternyata aku tak setegar itu...

Home, 9 Mei 2008

Rupanya tak gampang membuat hati ini teguh dan kuat. Tetap saja air mataku menetes. Tadi malam bener-benar terasa tak bersemangat. Setiap malam yg biasanya bisa asyik ngobrol dengan teman di dunia maya, rasanya benar-benar hambar.

Pukul 22.30 aku putuskan untuk berangkat tidur. Ku bersihkan muka dan menyikat gigi lalu wudhu dan sholat. Kupanjatkan do’a memohon keikhlasan dan ketegaran menghadapi semua cobaan.

Kubaringkan badan diatas kasur, hiks..hiks…tak terasa air mata ini jatuh juga. Padahal aku sudah berusaha menahannya. Aku ingin jadi lebih kuat, lebih tegar dan nggak cengeng. Tapi tetap saja tak bisa. Bayang-bayang dari efek penyakit yang sudah ku derita terus menghantui.

Gimana kalo nanti begini-begitu? Pertanyaan seperti ini terus muncul dibenakku. Gimana kalau ternyata aku tak lama lagi hidup? Waah, benar-benar tak bisa tertahan lagi. Aku menangis sejadi-jadinya.

Ku paksakan agar mata ini terpejam, tapi tetap tak bisa. Sesaat aku tertidur dan aah, aku ketindihan. Untung aku bisa melawan gangguan ini. Pasti karena terlalu banyak beban yang ku fikirkan.

***

Shubuh aku sudah bangun dan bergegas sholat. Setelah sholat aku mandi dan tilawah qur’an. Sampai detik itu keadaan masih baik-baik saja. Hingga saat aku makan dan selesai makan aku berdebat sedikit dengan umi.

Sungguh aku hanya ingin diperlakukan sewajarnya. Aku tak mau mereka terus saja mengungkit masalah skripsi yg memang belum jelas ujung pangkalnya. Aku hanya minta diberikan keleluasaan untuk menghadapi skripsi dgn tenang. Ternyata respon umi tak sama dengan yang aku pikirkan. Umi tersinggung dengan ucapanku seolah bahwa aku hanya anak yang suka membantah.

Aku hanya ingin bilang agar mereka memahami kondisi aku. Aku ini memang berbeda dari anak pada umumnya. Secara fisik, aku diberi bakat penyakit yang bisa sewaktu-waktu timbul. Aku hanya ingin umi dan abi memahami posisi itu. Mungkin karena sedang emosi atau apa, jadilah kami berdebat. Aku sakit hati lantaran memang kondisi kesehatan ku mulai bermasalah dan memori ‘rasa sakit itu’ muncul kembali. Aku takut sesuatu yang lebih berat lagi akan menimpaku.

Umi tetap tidak mau terima lantaran aku menuding penyebab kambuhnya penyakit ku adalah sikap ortu yang selalu saja membicarakan mengenai skripsi. Mereka membantah hal tersebut karena bagi mereka aku lah yang salah karena tak bisa jaga kondisi.

Terserahlah, yang jelas saat ini aku hanya butuh support, bukan tudingan dan vonis. Jujur, ternyata berat bersikap tegar dan ceria seperti tak terjadi apa-apa. Karena aku tahu, aku sakit.

mmm..entahlah. Mungkin memang aku harus kembali lagi ke kosan. Menenangkan diri dan serius dengan skripsi. Kini aku hanya bisa pasrah dan ikhlas menerima semuanya. Aku tak bisa berharap pada belas kasihan dan perhatian siapapun kecuali Allah swt.

Do’a ku semoga senantiasa diberikan kekuatan, ketegaran, dan kesiapan dengan segala hal yag bakal terjadi nantinya. Istiqomahkan aku ya 4w1. Buat aku bisa memanaj emosi ku karena saat ini aku benar-benar sensitive. Ya, walaupun memang itu bagian dari gejala penyakitku.

Udah ah..aku tak mau air mata ini menetes lagi…Aku cape……….

Ternyata...

8 mei 2008

Hei…udah lama nggak curhat nih di blog ini. Apa kabar diriku? Ternyata sekarang aku mesti kembali merasakan penyakt yg dulu sudah hilang. Mungkin masih ingat 3 bulan yg lalu aku baru saja dinyatakan sembuh oleh dokter.

Tapi ternyata setelah kemarin membaca hasil check lab, aku menemukan angka yg diatas ambang batas normal. Ya, aku kembali menderita hypertiroid. Namun kini aku sudah lebih tegar. Lebih bias menerima nasib dan nggak sedih kaya kemaren-kemaren.

Pantas saja hari minggu lalu (5 Mei’08) aku merasakan serangan jantung. Jantung ku tiba-tiba saja nyeri. Ditambah lagi gejala sakit saat dating bulan yg begitu menyiksa. Sekitar leher sangat nyeri dan kepala serta mata ku ngilu.

Benar bahwa sehat adalah anugerah terbesar dan terindah dalam hidup. Ini pelajaran buat ku. Tak ada lagi waktu yg bias ku buang sia-sia. Aku harus melakukan segala pekerjaan yg menjadi tugasku sekarang juga. Bukan nanti atau besok. Sebab, tak ada yang pernah tau kapan penyakit itu mengunjungiku?

Kini aku sudah bias tersenyum dan bersahabat dengan penyakit ini. Meski efeknya sedikit menyeramkan. Tapi, ku yakin 4w1 tengah memberikan diskon besar-besaran atas sakit yg dating kembali. Semoga kesabaran dan keikhlasan berbuah syurga untuk ku kelak.

Buat teman-teman yg membaca tulisanku, jagalah dan syukurilah kesehatan yg kalian miliki! Karena tak semua orang bisa memilih untuk tetap hidup sehat tanpa penyakit.

adikku..u are so SWEET


udah lama juga ga ngisi blog..

sabtu lalu aku baru aja ngalamin kejadian yg bener2 bikin terharu..hiks..hiks (tangis bahagia nih)
tau nggak c, siapa yg bikin gw bahagia??? itulah adek gw yg paling bungsu...seorang cowo berumur 4 tahun. Lucu juga kalo dipikir...

Gimana nggak, adek gw ngasih gw hadiah. Meskipun keliatannya simple bgt tapi sebenernya its realy sweet. Bayangin ya seorang pria kecil umur 4 tahunan bisa ngelakuin itu...ga kebayang sebelumnya. Apalagi adek gw yg lain ga pernah melakukan itu.

Sebenernya c yg bikin gw terharu adalah proses dia mendapatkan hadiah itu...simak deh!

Jadi malem itu, adek gw sama nyokap pergi ke tempat sepupu gw yg abis lahiran. Pas waktu pulang, adik kecil gw ini nemuin tukang mainan dan aksesoris rambut yg suka mangkal di sekolahan gt. Spontan adik gw ini nyebrang n lari manggil tuh abang-abang. Nyokap gw bingung, dan langsung menghampiri c kecil.

Ternyata, adik kecil gw lagi asik milih-milih jepitan rambut. Huhuhu..sampe abang-abangnya keheranan. "kok anak laki malah cari aksesoris rambut ya?''

Alhasil nyokap gw sambil senyum-senyum ngejelasin ke c abang penjual tadi. "itu buat kk nya bang". Abang itu langsung geleng-geleng n ikutan senyum...

pria kecil itu yg tak lain adalah adek gw terus asik meihat-lihat kumpulan aksesoris rambut. Ia sibuk memilih warna. Nyokap nyeletuk "yg merah aja dek.."
eh dia jawab " jangan yg biru aja soalna kk lagi pake baju biru"
hahaha..ngerti matching-in warna lagi...

huuuu...sampe dirumah adik kecil menghampiri gw dengan gaya nya mw ngasih kejutan.
"te2h, aku punya hadiah lo bwt teteh.."
gw yg semula ga percaya acuh aja. Eh ga taunya dia memang mengeluarkan bungkusan kecil yg isinya adalah sepasang jepitan warna biru yg dia beli dari uang jajannya sendiri...

Whuaaaaa...........gw terharu bgt. Tuh jepitan satu buat gw dan satu lagi bwt adek gw yg cewe.

bener2 bikin gw terharu. Emang adik gw yg satu ini paling beda. Paling ga sungkan ngungkapin sayang, kangen, trimakasih. Pokoknya romantis bgt dah...Moga dia tetap menjadi seperti itu sampe tumbuh menjadi pria dewasa kelak.

Gw berharap, dia menjadi pria yg ga gengsi ngungkapin perasaannya terutama sama keluarga...

Indahnya :)