Senin, 21 Juli 2008

11 hari

26 mei 2008


Hari ini bisa dibilang termasuk salah satu hari penting dalam hidup ku. Kenapa? Karena hari ini adalah hari dimana aku bisa bebas dan bertemu orang-orang terkasih setelah 11 hari aku diasingkan. Mungkin kata-kata ‘diasingkan’ terlalu ekstrim menggambarkan keadaan aku setelah proses radiasi yang dilakukan Rabu, 14 Mei 2008 lalu. Memang, setelah radiasi aku diharuskan untuk tidak berinteraksi secara langsung dengan orang-orang, tak terkecuali keluarga terdekat ku. Umi, abi dan adik-adik ku. Bahkan aku harus rela ga ngeliat wajah mereka selama 11 hari.

Pertama denger penjelasan dokter, aku cukup kaget juga. Masa aku mesti ngerelain waktu berpisah sama mereka semua? Padahal aku masih dalam satu atap...Sebenernya c aku udah terbiasa terpisah dari mereka karena semenjak aku kuliah, status ku berubah jadi anak rantau alias anak kosan. So, kenapa aku mesti musingin hal kaya gini. Lagi pula Cuma 11 hari kok.

Untunglah selama masa karantina itu aku selalu bisa komunikasi dengan teman-teman chatting ku. Thx a lot bwat Ala, Hadi, Nandoeng, teh Ilma, ka Novi, Fitri, Dije, Renova, Ellen, dan temen-temen lainnya yg ga bisa disebutin semua disini.Terimakasih atas kerelaan kalian membagi waktu dengan ku yang bisa bikin ketawa walau sebenernya aku sedih. Obrolan kalian bikin aku bersemangat dan ga pesimis ngadepin penyakit ini. Terimakasih juga buat Ana, Dinar, dan QQ...sms kalian benar-benar menguatkan aku. Oia, satu orang lagi yg ga kalah pentingnya..makasih ya ka Shinta yg sudah berniat menjenguk...Wuiiii, kaya acara penganugerahan apa gt ye, ucapan terima kasihnya panjang...

Balik lagi ke masa pengasingan (karantina). Pada 7 hari pertama, aku mengalami beberapa gejala yang bener-bener bikin badan ini ga enak (iyalah...kan badan ku bukan makanan hihihi). Rasa deg-degan yang dahsyat abis (lebih dahsyat dibandingkan deg-degannya orang lg jatuh cintrong), badan ku yang super lemes ampe susah bangun dari tempat tidur, kambuhnya asma ku, nyeri di bagian jantung, perut ku yang kembung, persendian kaku, tulang belakang nyeri....aaahhhh pada cape ya bacanya...emang sebanyak ini c yang aku rasain. Oh ya ada lagi nih...tremor(bukan termos lo) jd tangan ku gemeteran, badan rasanya kaya orang demam gt d...Tapi aku ga putus asa, walopun sakit, aku ga cerita ma orang-orang rumah. Aku ga mw bikin ortu khawatir. Soalnya ga guna juga kalo mereka tahu, mereka ga bisa ngebantu apa-apa karena akukan harus tetap terpisah dari mereka. Apalagi nanti malah bikin ortu tambah khawatir. Makanya aku memutuskan untuk merasakan ini sendiri dan cerita ke temen-temen chat aja.

Ya, aku ngaku jg sih..setegar-tegarnya aku tetep aja aku cewe yg ga bisa nahan nangis. Sesabar-sabarnya aku tetep aja aku suka mengaduh-aduh kalo rasa sakit itu dateng. Namanya juga manusia. Fitrahnya memang begitu. Tapi aku ngerasa makin bersyukur masih diberikan penyakit ini meski dengan resiko yang cukup berat dan fatal.

Penyakit ini mengajarkan ku untuk menyadari hakekat kehidupan yang ga selamanya mudah. Hidup memang idealnya begini, ngerasain sedih dan ga enak hati. Justru karena penyakit ini, aku bisa belajar tersenyum saat gw susah dan membawa ujian ini sebagai sumber kebahagiaan ku. Aku bertekad untuk menjalani hidup ku hari ini dengan melakukan hal terbaik buat ku dan orang-orang disekeliling ku, tanpa perlu mikirin apa yang terjadi besok, lusa bulan depan, setahun kemudian, bahkan sepuluh tahun lagi. Selalu bahagia, itu yang terpenting.

Lalu bagaimana keadaan ku setelah seminggu diradiasi? Pada hari ke-8, kondisi ku semakin membaik. Badan yang semula selalu lemes setelah bangun tidur, lambat laun berubah jadi fit. Senangnya..ternyata masa-masa sulit itu sudah terlewat. Alhamdulillah...

Nah ada hal yang menurut aku cukup menarik nih. Pada hari ke-10 tepatnya hari Sabtu. Tiba-tiba channel TV yang biasa aku tonton ga ada gambarnya. Yang ada cuma ribuan semut. Nah lho...iya masa channel-channel TV seperti SCTV dan RCTI yg semula jernih, ga bisa ditonton sama sekali.

Channel yang semula ga da gambarnya malah mendadak jadi bagus. Ex: Metro TV, TV One, dan TPI totaly jadi bagus banget. Ternyata, 4w1 puya rencana dibalik ini semua. Aku sangat yakin bahwa semua hal yang terjadi dalam kehidupan ini ga ada yang kebetulan pasti semuanya sudah dituliskan dalam skenario yang 4w1 buat. Ternyata, aku diberi kesempatan untuk menyaksikan acara Oprah Winfrey Show dengan tema kesehatan. Tahu apa yang aku saksikan di acara itu?

Aku menyaksikan dua insan yang mengidap penyakit kanker. Yang satu perempuan dan satu lagi laki-laki. Untuk penderita perempuan, aku agak sedikit terlambat menyaksikan kisahnya. Yang jelas dia benar-benar sangat tegar mengahadapai penyakitnya. Sang perempuan mengubah kebiasaan hidupnya dengan meminum jus sayur setiap pagi dan menghadapi semuanya dengan senyum. Ia bahkan tak pernah mengingat dan memikirkan kapan ia mati. Ia terus berkarya hingga bisa menghasilkan sebuah film dan menulis buku.

Sampai ia akhirnya bertemu dengan pria yang ia cintai dan ia memutuskan untuk menikah. Tahu apa yang dikatakannya? ia tidak pernah berkata ‘aku mencintaimu sampai maut memisahkan kita’ pada suaminya…Ia bahkan berpendapat bahwa ia harus berlaku seperti orang-orang yang sehat. Ia tetap membicarakan impian

massa

depan. Memiliki keluarga yang bahagia, anak-anak dan karir yang gemilang.

Satu pengidap kanker lainnya adalah seorang professor di sebuah univeritas. Beliau mengidap kanker pankreas yang berhasil menggerogoti badannya. Berat badan yang semula 183 pon menjadi 138 pon, sungguh benar-benar mengerikan. Disaat dokter sudah memberitahukan bahwa dia hanya punya waktu 3-6 bulan lagi untuk hidup, dia tetap sabar dan tegar. Lalu, ia mengadakan perkuliahan terakhir dengan presentasi. Setiap slide-nya menceritakan kisah dan impian hidupnya sejak kecil.

Banyak sekali pesan positif yang ia transfer untuk mahasiswanya. Bahwa semua impian dalam hidup kita, sudah semestinya kita perjuangkan dan kita raih sekuat tenaga. Ia juga bercerita tentang betapa beruntungnya ia memiliki orang tua yang sangat demokratis dan mendukung kreatifitasnya hingga ia boleh melukis di dinding kamarnya dengan ambar apapun yang ia suka.

Hal paling mengharukan adalah saat ia bilang bahwa ia tidak ingin dikasihani karena penyakitnya dan pesan terakhir yang ia sampaikan adalah “Presentasi ini bukan saya persembahkan untuk 4 ribu orang yang hadir diperkuliahan ini, melainkan untuk 3 orang yang paling saya cintai. Ya putra-putri saya yang saat ini msih di bawah 5 tahun, kelak kalian akan tahu siapa ayah kalian sebenarnya”.

Kontan aku tak bisa menanhan tangisku, bahkan semua penonton yang menyaksikan presentasi ulangnya di studio tak bisa menahan air mata. Lalu, bagaimana dengan sang professor? Ia tetap tersenyum bahkan tertawa dengan sedikit joke-joke yang ia sisipkan ditengah presentasinya.

Ia juga mengatakan bahwa ia tak takut menghadapi kematian, hanya saja ia tidak menyukai proses menuju kematian tersebut. Karena para penderita kanker pankreas akan mengalami gejala yang benar-benar parah dari sleuruh kanker yang pernah ada. Ia akan mengalami kelumpuhan bahkan ia tidak bisa memakan apapun dampai akhirnya ia meninggal. Namun, ia menambahkan bahwa ada beberapa teman yang datang ke rumahnya dan mengatakan bahwa ayah temannya yang juga mengidap kanker yang sama tidak merasakan gejala demikian bahkan ia meninggal saat ayahnya sedang asyik bercengkarama dengan anak-anaknya.

Ya…aku paham betul bahwa 4w1 ingin mengingatkan ku melalui orang-orang tersebut. Orang-orang dari benua lain yang tentu saja berbeda keyakinan denganku. Tapi mereka percaya bahwa penyakit bukan akhir dari segalanya.

Aku tersadar bahwa aku seharusnya lebih tegar dan bahagia dibandingkan orang-orang tadi. Aku adalah seorang muslimah, aku punya 4w1, aku punya Rasul dan Al qur’an yang bisa memberi syafa’at buatku. Kapanpun aku dijemput, syafa’at lah yang membantu dan menjagaku. Seharusnya kesabaranku, keoptimisanku, ketegaranku melebihi orang-orang itu. Aku punya segalanya dan tak ada alas an untuk putus asa.

Ku mantapkan dalam hati “Aku tak boleh takut menghadapi ganasnya penyakit ini, apapun yang terjadi nantinya, seburuk apapun itu, ada 4w1, Rasul dan al qur’an yang selalu bersamaku. Karena tidak akan ada yang pernah tahu kapan 4w1 menjemput kita. Maka, aku akan selalu berusaha membuat orang-orang terkasihku bahagia. Sekarang bukan nanti atau esok. Sebab kesempatan itu belum tentu datang dua kali…

Keep Smiling

Tidak ada komentar: