Senin, 25 Agustus 2008

Alhamdulillah, semoga ini pertanda baik...

Sore itu tepatnya hari Jum'at, kami sekeluarga kumpul di meja makan sambil ngobrol-ngobrol. Pembicaraannya memang lagi berkutatat seputar masalah yang memang sedang dialami keluarga kami. Ujian yang nampak tak habis-habis...

Aku masih sangat lelah karena seharian ini membicarakan tentang problem yang sedang dihadapi. Umi curhat abis-abisan ke aku. Nafsu makanku hilang. sampai akhirnya, sore ini saat berkumpul, aku masak mie instan dan ternyata bisa makan dengan lahap.
Bahkan sampai abi ikutan kepengen makan mie....

Tiba-tiba adik ku (yg memakai jilbab pink) datang. Ia mengaku, mata kanannya sudah berfungsi kembali. Masya Allah...ajaib. Ternyata setelah di tes oleh abi dengan tebak-tebakan jumlah. Kami beanr-benar yakin, dia bisa melihat.


Alhamdulillah...ternyata ikhtiar kami lewat bekam dan akupuntur sudah menunjukkan progress. Aku menjadi semakin yakin bahwa semua hal bisa terjadi sesuai kehendak ALLAH swt. Kun Faya Kun. Kita sebagai mahluknya hanya perlu berikhtiar, berdoa dan tawakkal dengan sgala keputusan-Nya.

Berita yang sangat bahagia ini bagiku sudah cukup mengobati ke-mumet-an ku selama seharian ini. Benar-benar senang dan bersyukur...Alhamdulillah ya ALLAH...

Kamis, 21 Agustus 2008

Lucunya....

Ajaib..seorang anak berumur 4 tahun tapi gaya bicaranya nggak beda dengan orang dewasa. Aku pun sering kewalahan menjawab pertanyaan cerdas yang keluar dari lisannya. Ya, dia adikku Muhammad Ziyad...

Kalau dilihat dari foto-nya sih nampak banget kalo adikku yang satu ini modis abis. Gimana enggak dia selalu minta dibelikan kacamata yang persis sama kaya Afgan.
Hahahaha..."pengen jadi band," katanya.
Mungkin maksudnya pengen jadi vokalis band. Maklumlah salah seorang abangnya memang vokalis band. Jadilah si bungsu ini selalu berkiblat pada gaya 'sang abang' yang baginya keren. Mulai dari gaya pake celana di bawah pinggang sampe (maaf, celana dalamnya keliatan) bahkan saat usianya lebih kecil dari sekarang, dengan bangganya ia memamerkan diapers yang ia pakai sedikit kelihatan. Mungkin dia berfikir, sama kaya boxer x ya...

Kalau sudah gaya dan rapi gini, dia paling seneng dipuji. Dan anak ini memang nggak segan-segan balas memuji. Misal, aku bilang "wuaaaah ziyad kaya Afgan deh"
Lantas dia nggak mau kalah dan juga memuji aku "teteh juga cantik ko, " ckckcsk so sweet dah.

Si bungsu ini memang nggak pelit pujian dan mudah mengekspresikan perasaan. Tak jarang dia minta peluk/cium. Belum lagi serentetan kata-kata yang bikin aku tersenyum. Kangen, sayang, sampai kadang-kadang bilang i love u...hehehe. Dia juga punya empati dan perhatian besar pada sekelilingnya. Dia yang selalu menghibur kalo aku lagi sedih, atau berinisiatif mencari obat atau menyuapi ku dengan caranya sendiri.

Boleh dibilang adikku ini sangat berbeda dengan kakak-kakaknya. Dia terbentuk menjadi anak yang nggak ngengsi meluapkan perasaannya. Kalo kami? wuiiiih ntar dulu. Aku malah belajar dari dia .

Seringkali ada moment-moment dimana dia terlihat begitu romantis. Pulang sekolah membelikan kakaknya cincin dengan inisial nama, beli jepit rambut, atau apa saja sebagai hadiah. Gimana aku nggak berteriak " u are so sweeet" sambil tersenyum lebar

Selain tindakannya yang bikin aku hepi, pastinya dia juga sering bikin kita kewalahan. Maklumlah usia balita emang lagi lincah-lincahnya. Salah satu sikapnya yang sering bikin aku geregetan adalah saat ia lupa menaruh sesuatu. Dan yang paling sering adalah mobil-mobilan kesayangannya dia. Kalo udah gini, kami pasti ikutan repot nyari-nyari meski ga tau apa-apa soal hilangnya mobilan itu.

Belum lagi kegilaannya pada mobil-mobilan yang sering bikin aku pusing tiap liat tukang jualan atau jalan-jalan ke Mall. Makanya kami selalu buat perjanjian sebelum berangkat "tidak ada alasan apapun tuk beli mainan!". Kalau dia sudah setuju, baru aku berani mengajaknya.

Oya, kejadian akhir-akhir ini sering bikin aku geli. Setelah pulang sekolah, dia sering sekali cerita kalau temen perempuannya saying i love u ke dia dan mengajaknya pacaran. Wuaaaa gimana aku nggak ngakak. Dia kan baru empat tahun dan msh TK A. Bisa-bisanya temennya ngomong gitu.

Kira-kira gini nih cara adikku menceritakannya...

"teteh, masa temen aku yg perempuan ngajak aku pacaran...trus dia bilang i love u bibeh (dengan nada lagu cangcuters)" bicara dengan polos.

Aku kaget dan langsung saja bilang "uaah...anak kecil nggak boleh genit, teteh aja nggak gitu. Bilangin ya ama temenmu nggak boleh ngomong gitu lagi"

Bener-bener bikin aku geleng-geleng kepala.

Pada kesempatan lain saat aku mau berangkat kondangan.

Adikku bertanya sambil memegang undangan dari temanku, "teh, ini apa?"

"Temen teteh, yang waktu itu nginep sini mau nikah" aku menjelaskan

"ooh, aku juga sebentar lagi mau nikah" adikku ikut-ikutan

Aku shock berat, "hah? emang nikah itu apa c?"

Ternyata dalam bayangannya nikah hanya ceremonial dimana laki-laki dan perempuan dengan kostum rapi, keliatan tampan dan cantik, lalu diberi ucapan oleh seruluh tundangan.

Yang lebih lucu lagi karena hampir seluruh temanku yang telah menikah berjilbab,
adikku menambahkan, "yg perempuannya pakai jilbab teh, terus mukanya cantik gitu."
Wahahahaaha, kontan aku tertawa.

Yang jelas, dia benar-benar cerdas, bahkan terlalu cerdas. Dia selalu bisa berkelit dan mencari alasan. Kalau orang bilang "anak kecil mah masih jujur, nggak bisa bohong"
weits, ntar dulu. anak yang mana dulu nih. Kalau anak cerdas kayak adekku ini paling agli berkelit. Dia bahkan bisa mengarang cerita dengan rapi. Hingga saat aku bilang "adik bohong ya?"
Dengan mudah ia berkilah "ziyad mimpi teh."
Nah lho, siapa yang bisa memperotes mimpi orang, wong kita ga bisa liat mimpinya. Jadilah aku sangat berhati-hati untuk mencerna apa yang dia ceritakan. Apalagi kalau menyangkut pertengkaran anak-anak. Aku nggak bisa percaya 100% pada apa yang ia katakan.

Intinya mah pengendalian diri, eh bukan. Aku bahagia banget punya adik kayak dia, meski pasti ada rasa keselnya kalau lagi kumat jail n nakalnya. Yang jelas perbedaan usia 17 tahun, membuat aku seperti 'ibu' baginya. Apalagi kalau kami lagi jalan tanpa umi, aku pasti dipanggil ibu, hahahaha..........



Sabtu, 16 Agustus 2008

Energi-ku seperti tersedot., Lemas....

Aku kembali terpaku...Hari ini aku kembali mengantar adikku ke RSPI. Menemui dokter spesialis mata, ahli infeksi imunologi. Lalu apa yang membuatku mematung? Lagi-lagi sang dokter bilang,
"saraf matanya memang sudah tidak bisa digunakan lagi. Jadi saya juga tidak bisa kasih obat apa-apa. Ini bukan disebabkan oleh virus Toxoplasma. Ini murni serangan di saraf mata. Kalau Toxoretinitis itu retina yang diserang, bukan saraf-nya."
Saat itu juga aku seperti tersedot kedalam kekuatan yang besar. Energi ku tiba-tiba saja hilang. Aku lemas, lunglai. Lutut ini terasa lemah, tak ada lagi kekuatan itu. hhhh........aku benar-benar lemas. Untung adikku tak menangis, tetap kuat seperti biasa. Tinggal aku yang loyo...

Sekarang medis sudah tak mampu mengobati, tinggal banyak-banyak pasrah, berdo'a. Ruqyah syar'iyyah dan Bekam, akan kami lakukan. Semoga Allah masih memberikan jalan bagi kesembuhannya...Amien

Kamis, 14 Agustus 2008

Secercah harapan tuk Adikku sayang (part 2)

Secercah harapan tuk adikku sayang (Part 2)

Rabu, 13 Agustus 2008

Aku menangis, namun kali ini air mata ini bukan untuk ku. Barusan adikku yang paling cantik bilang padaku “teh, kata dokter saraf mata ku sudah tidak bisa berfungsi kembali. Jadi aku nggak bisa menggunakan mata kananku lagi.” Aku terpaku, hanya bisa membulatkan bibirku dan mengeluarkan bunyi “ O” .

Sebenarnya aku benar-benar shock. Apalagi melihat dirinya yang benar-benar tidak menitikan air mata. Aku bahkan tidak tega menangis di hadapannya. Aku ingin sekali memeluknya dan mengatakan “sabar yaa…”

Aku hanya bisa mematung. Hanya ucapan datar yang keluar dari bibirku. Aku bahkan tak punya kekuatan untuk memeluknya. Aku tak sanggup bertanya bagaimana perasaannya?

Dalam ketegarannya justru aku meragukan apa yang berkecamuk dalam hatinya. Aku bahkan tak berani meraba apa yg dirasakannya. Lantas aku berlari ke kamar, mengunci pintu, dan menangis. Aku bahkan tak mau ia mendengar tangisku. Aku hanya membiarakan titik-titik itu jatuh dipipiku.

Sungguh aku bangga pada adikku yang tercantik. Dia remaja perempuan yang sangat tegar, dia lebih kuat dariku, bahkan setetes air matapun tak turun, tak terbersit murung diwajahnya. Ia tetap tersenyum.

Kini aku tahu makna “fabiayyi alaa irobbikuma tukadzibaan”. Aku mesti bersyukur ditengah sakitku aku masih diberi keleluasaan dengan organ tubuh yang lengkap. Panca indera yang berfungsi baik. Meski mata kiri sudah mulai menjojol keluar tapi aku masih bisa melihat dengan baik.

Lalu bagaimana dengan umi ku? Pasti hatinya hancur, remuk. Kata adikku beliau menangis dihadapan dokter. Kini tambah lagi bebannya. Satu gadis kebanggaannya mesti menghadapi cobaan yang lebih berat lagi. Belum lagi aku, si sulung yang sakitnya masih sering kambuh. Allah…kuatkan umi. Jadikan beliau ibu yang sabar.

Ya, Allah buat kedua orang tuaku mampu menjalani semua ini, jadikan mereka tak putus asa dengan rahman dan rahim-MU…Inilah satu lagi hal yang membuat ku bertambah yakin bahwa “sabar tak pernah ada batasnya”.

Ya Allah berikan kekuatan untuk adikku tersayang. Jadikan ia tak hanya sabar, tapi menjadi kekasih Mu kelak. Berikan pahala yang tiada terkira untuk ketabahannya. Jadikan ia gadis sholehah ya Allah, lembutkan hatinya, mudahkan ia mendekatkan diri pada Mu, berikan hadiah syurga atas kesabarannya ya Allah….Amin ya Rabba A’lamiin…

PS: Lebih jelas baca "Secercah harapan tuk adikku sayang" Sebelum membaca kisah ini...

Maaf ku Jenuh...

7 agustus 2008

Hari ini bena-benar aneh. Aku merasa begitu jenuh. Malas melakukan hal-hal yang sebenarnya membuatku happy. Mw nge-games males, nonton teve males, online males, jalan keluar males, kumpul keluarga juga males. Aneh. Ini benar-benar bukan gw banget. Kemana ficca yang selalu ceria dan energik?

Aku pun bingung. Mungkin ini titik jenuh ku. Karena aku tipe orang yang senang akan rutinitas yang sama. Orang yang terlalu loyal tehadap banyak hal. Termasuk makanan. Mungkin ini masa di mana aku mesti berhenti dan berganti kegiatan. Aaaaah...semua nampak membingungkan.

Aku sangat tidak nyaman dengan keadaan seperti ini. Saat aku bingung dengan perasaanku sendiri. Mau balik ke kosan? Aku masih belum bisa menjawab pertanyaan ini. Atau mungkin aku harus memulai aktivitas ku diluar rumah? Tapi kenapa aku justru malas sekali keluar rumah dan berinteraksi dengan orang...Benar-benar aneh.

Hhhh...mungkin aku mesti nyanyi kali. Biasanya abis nyanyi bisa ngerasa bebas, seneng, semua beban lepas. Yah semoga....lebih baik dicoba aja :P

NB: Tulisan ini juga nampak aneh. Hah yaudahlah ga usah dibaca!!!