Kamis, 14 Agustus 2008

Secercah harapan tuk Adikku sayang (part 2)

Secercah harapan tuk adikku sayang (Part 2)

Rabu, 13 Agustus 2008

Aku menangis, namun kali ini air mata ini bukan untuk ku. Barusan adikku yang paling cantik bilang padaku “teh, kata dokter saraf mata ku sudah tidak bisa berfungsi kembali. Jadi aku nggak bisa menggunakan mata kananku lagi.” Aku terpaku, hanya bisa membulatkan bibirku dan mengeluarkan bunyi “ O” .

Sebenarnya aku benar-benar shock. Apalagi melihat dirinya yang benar-benar tidak menitikan air mata. Aku bahkan tidak tega menangis di hadapannya. Aku ingin sekali memeluknya dan mengatakan “sabar yaa…”

Aku hanya bisa mematung. Hanya ucapan datar yang keluar dari bibirku. Aku bahkan tak punya kekuatan untuk memeluknya. Aku tak sanggup bertanya bagaimana perasaannya?

Dalam ketegarannya justru aku meragukan apa yang berkecamuk dalam hatinya. Aku bahkan tak berani meraba apa yg dirasakannya. Lantas aku berlari ke kamar, mengunci pintu, dan menangis. Aku bahkan tak mau ia mendengar tangisku. Aku hanya membiarakan titik-titik itu jatuh dipipiku.

Sungguh aku bangga pada adikku yang tercantik. Dia remaja perempuan yang sangat tegar, dia lebih kuat dariku, bahkan setetes air matapun tak turun, tak terbersit murung diwajahnya. Ia tetap tersenyum.

Kini aku tahu makna “fabiayyi alaa irobbikuma tukadzibaan”. Aku mesti bersyukur ditengah sakitku aku masih diberi keleluasaan dengan organ tubuh yang lengkap. Panca indera yang berfungsi baik. Meski mata kiri sudah mulai menjojol keluar tapi aku masih bisa melihat dengan baik.

Lalu bagaimana dengan umi ku? Pasti hatinya hancur, remuk. Kata adikku beliau menangis dihadapan dokter. Kini tambah lagi bebannya. Satu gadis kebanggaannya mesti menghadapi cobaan yang lebih berat lagi. Belum lagi aku, si sulung yang sakitnya masih sering kambuh. Allah…kuatkan umi. Jadikan beliau ibu yang sabar.

Ya, Allah buat kedua orang tuaku mampu menjalani semua ini, jadikan mereka tak putus asa dengan rahman dan rahim-MU…Inilah satu lagi hal yang membuat ku bertambah yakin bahwa “sabar tak pernah ada batasnya”.

Ya Allah berikan kekuatan untuk adikku tersayang. Jadikan ia tak hanya sabar, tapi menjadi kekasih Mu kelak. Berikan pahala yang tiada terkira untuk ketabahannya. Jadikan ia gadis sholehah ya Allah, lembutkan hatinya, mudahkan ia mendekatkan diri pada Mu, berikan hadiah syurga atas kesabarannya ya Allah….Amin ya Rabba A’lamiin…

PS: Lebih jelas baca "Secercah harapan tuk adikku sayang" Sebelum membaca kisah ini...

Tidak ada komentar: